Hidupmu sekarang, pilihanmu dimasa lalu….


Bukan hanya saya tapi semua orang pastinya pernah berdiri di tengah persimpangan. Masih bisa dibilang mudah jika persimpangannya ada dua dan tidak mendesak untuk memilih kemana akan melangkah segera. Namun jika persimpangannya bercabang empat atau lima? Dan kita harus memilihya segera, pasti jadi galau kan? pilihan pasti mengandung resiko dan beribu konsekuensinya. Disadari atau tidak semua yang terjadi sekarang terhadap hidup kita adalah pilihan yang pernah kita ambil sebelumnya.
Jika mau berfilosofi dengan kalimat “hidup adalah pilihan”, maka nyatanya memang demikian. Jangankan untuk hal – hal besar seperti menentukan kita akan sekolah dimana? Kuliah mengambil jurusan apa? Atau bahkan memilih pendamping hidup yang seperti apa? Akan mempengaruhi kehidupan kita kelak.  Pilihan teringan seperti siang ini makan apa saja bisa berbuntut panjang terhadap kehidupan. Misalkan sudah tahu sedang flu, tapi di siang yang panas nekad minum es yang memang terlihat segar, malamnya dijamin gak bisa tidur karena flu semakin parah. 
Tapi itulah manusia, kalau tidak ada tantangan dalam hidupnya kok rasanya datar – datar saja. Mungkin tidak berlaku bagi sebagian orang, maaf jika meng – generalisir, namun demikian dengan saya dan mungkin ada juga pembaca yang meng”iya”kan (saya jadi terlalu percaya diri kalau tulisan ini dibaca orang). Kadang kita sudah tahu itu “cobaan” tapi kok tetep “dicoba”.  Rasa penasaran dan pemikiran yang spekulatif membuat saya nekad melakukan  hal yang kadang gak masuk diakal manusia “waras”. Bukan berarti saya mengatakan diri saya sendiri gila, mungkin mencoba menjadi gila lebih tepatnya. Mencoba memilih langkah yang lebih besar daripada apa yang sebenarnya saya mampu perbuat. Bagi sebagian orang mungkin disebut mengambil resiko lebih dari apa yang bisa ditanggung.
Namun begitulah hidup menurut saya, jika jalan yang akan kita tempuh sudah jelas tak ada resikonya kok kurang mengena. Bukan takabur atau menantang pembuat hidup. Setiap orang punya prinsip  dan persimpangan mana yang akan dipilih untuk melanjutkan keeksisannya di dunia yang serba tidak pasti ini. Karena ketidakpastian itu kita berhak menjadi seseorang yang tak pasti juga, bercita setinggi apapun dengan mengimbangi usaha dalam kehidupan nyata.
Selanjutnya kembali kepada diri anda sendiri, ke persimpangan mana anda akan melangkah? Karena bisa saja didepan sana ada beribu persimpangan siap menanti anda untuk meniti jalan kembali kepadaNya.