A.
Analisa
Sintaksis
Dalam
iklan cetak diatas, sintaksis yang dianalisa adalah sebagai berikut :
1. Manusia
menggunakan kaca mata
Symbol
ini menunjukkan bahwa ada seseorang yang
melihat sesuatu, dalam gambar diatas, orang berkacamata itu melihat orang yang
menyeberang di zebracross.
2. Callout
Shape Merah
Callout
bertuliskan “Tanya kenapa” merupakan tagline dari berbagai rangkain iklan AMild. Mengunakan callout warna merah
menegaskan bahwa hal itu penting dan harus dibaca, sedangkan tulisan “Tanya
kenapa” berwarna putih sebagai kontras dari merah agar tulisan terlihat jelas.
3. Logo
rokok A mild
Logo
produk disini menunjukkan bahwa gambar diatas adalah sebuah cara iklan cetak
yang dibuat oleh rokok dengan brand AMild untuk promosi.
4. Tulisan
merah bukan basa basi
Tulisan
“Bukan basa Basi” juga merupakan sebuah tagline dari rangkaian iklan AMild di
berbagai versi lainnya. Berwarna merah karena itu merupakan sebuah penegasan
komposisi yang menunjukkan AMild tidak hanya sekedar rokok yang biasa.
5. Kacamata
retro
Kacamata
bermodel vintage inidigunakan karena sesuai dengan karakter wajah orang yg
dijadikan model dalam iklan cetak tersebut. Rambut bob ala 70-an dan kumis
tebal serta
6. 3
orang di zebracross
Orang
dengan pakaian retro menyeberang zebracross dengan gesture baris berbaris
dengan rapi
7. Tulisan
Tema iklan “Taat Cuma kalau ada yang lihat”
Dibawah
iklan dituliskan tema iklan untuk
8. Nama
perusahaaan
Nama
perusahaan ditulis dibawah dengan warna putih berlatar belakang merah. Nama
perusahaan produsen adalah PT. Handjaya mandala sampoerna, tbk.
B.
Analisa
Semantik
Dari penjabaran analisa sintaksis diatas
maka secara semantik iklan AMild versi “Taat Cuma Kalau Ada Yang Lihat” adalah
sebagai berikut :
Secara keseluruhan iklan versi cetak
diatas mengangkat tema kritik sosial yang terjadi di masyarakat Indonesia dan bisa
juga kritik spiritual. Kalimat “Taat Cuma Kalau Ada Yang Lihat” bisa bermakna vertikal
kepada hubungan manusia dengan Tuhan maupun horizontal dalam hal manusia kepada
manusia lainnya. Dalam iklan tersebut kalimat itu diterjemahkan dalam sebuah
gambar bertema retro dan kalimat “taat” itu
dimunculkan dengan gambar orang yang taat melewati jalan melalui
zebracross dan symbol taat lagi
dipertegas dengan cara berjalan 3
orang yang seperti gerakan baris berbaris. Raut muka dari orang yang di zoom
kacamatanya menunjukkan raut muka yang
keras dan tegas, hal ini dapat diartikan bahwa yang melihat kita taat adalah
orang yang memiliki kekuatan tersendiri misal kekuasaan, harta maupun status
sosial masyarakat. Selain itu juga bisa melambangkan kerasnya kehidupan yang
harus dijalani. Jadi sebagai masyarakat biasa pembaca secara tidak langsung
adalah rakyat biasa yang harus taat, namun seringkali taatnya bila ada yang
melihat saja. Urusan kecil saja seperti menyeberang di zebracross atau taat
rambu lalu lintas sering dilanggar oleh masyarakat Indonesia. Disini pembuat
iklan berusaha mengemas fenomena social itu dalam sebuah iklan rokok. Karena
iklan rokok tidak boleh ditayangkan secara vulgar dan terus terang, maka tim
kreatif pembuat iklan harus membuat sebuah iklan yang konsepnya kuat agar mudah
diingat oleh masyarakat. Jadi bila melihat sebuah gambar atau tagline
masyarakat langsung mengasiosasikan hal tersebut bahwa itu sebuah iklan dari
sebuah produk rokok.
Secara lebih luas itu merupakan kritik
social terhadap segala aspek kehidupan
masyarakat Indonesia dalam bekerja seringkali seeenaknya namun jika diawasi
oleh atasan baru terlihat serius. Begitu juga anak sekolah, dalam melaksanakan
ujian seringkali mencontek teman atau membawa contekan, namun bila diawasi
dengan ketat oleh guru mereka taat. Dalam hubungan secara vertical terhadap
yang maha kuasa seringkali manusia lalai dan merasa tidak diawasi oleh yang
membuat hidup.
No comments:
Post a Comment